Sajak Darwis Tere Liye - "Tentang Cinta Pertama"
Cinta pertama itu tidak spesial karena yang paling spesial adalah cinta terakhir da
n itu selama-lamanya. Tetapi jika kalian beruntung, akan lebih spesial
lagi jika cinta pertama itu sekaligus menjadi cinta terakhir dan
selama-lamanya.
Situasi ini hanya terjadi jika kita menjaga perasaan kita dengan baik,
bukan setiap saat bisa jatuh hati ke siapapun, cepat sekali GR, lantas
dinyatakan dengan mudah sekali, untuk berganti cinta lagi juga dengan
mudah."
-Tere Liye
Menunggu seseorang yang ternyata tidak menunggu kita tu sama saja seperti kita menunggu kereta lewat di halte bus.
Tidak akan lewat sampai kapan pun itu kereta.
Menyakitkan memang. Tapi hidup ini memang harus dihadapi dengan tegak nan gagah, bukan ngesot penuh keluh kesah.
*Tere Liye
Ketahuilah, saat kita memutuskan memaafkan seseorang itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar, apakah orang itu memang jahat atau aniaya, bukan.
Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati.
*Tere Liye, novel "RINDU"
Maka ketahuilah, kesalahan itu ibarat halaman kosong yang tiba-tiba ada yang mencoretnya
dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut,
baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih, dengan apapun.
Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang.
Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.
Buka lembaran baru, tutup lembaran yang pernah tercoret.
*Novel "RINDU", Tere Liye
Ada orang-orang yang boleh jadi sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan
lapang. Toh, dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan.
Menerimanya dengan baik justeru membawa kedamaian.”
*Tere Liye
Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa
kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia
rasakan.”
--Novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah", Tere Liye
Tamak kekuasaan itu adalah ketika suaminya habis berkuasa, giliran istrinya yang mencalonkan diri. Habis istrinya, giliran anaknya yang mencalonkan diri.
Dan selalu saja alasannya: "kalau mampu, kenapa tidak?", "kalau masih
dipilih, kenapa tidak?". Sistem demokrasi ini menjadi alat pembenaran
yang mulus sekali. Hingga orang2 lupa, dalam sistem ini, koruptor pun
masih bisa terpilih. Satu suara preman setara dengan satu suara
profesor.
Banyak sekali contohnya. Seolah jabatan itu warisan, yang bisa diwariskan ke anak-anaknya.
*Tere Liye
Banyak sekali orang yang jatuh cinta lantas sibuk dengan dunia barunya itu Sibuk
sekali, sampai lupa keluarga sendiri, lupa teman dekat, lupa sahabat
karib. Padahal siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu?
Kebanyakan orang asing, orang baru."
*Tere Liye, novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"
Saya punya 20 judul buku Sebagai selingan bosan lihat konstelasi
KPK vs Polri yang nggak move on juga, mari kita main peleset-pelesetan.
Silakan diubah judul2 20 buku itu sesuai konteks hari ini.
Contoh: "Moga Jokowi Disayang Allah" --> diambil dari judul novel Moga Bunda Disayang Allah
Kalau ada ide lain, monggo tulis dikolom komen. Kalaupun tidak nyambung dengan politik juga boleh. Bebas.
*Tere Liye
Hidup ini tidak masalah miskin tapi punya harga diri. Hidup ini juga tidak masalah biasa-biasa saja tapi setidaknya pastikan
kita berani, bukan pengecut. Tidak berbohong, apalagi menjilat ludah
sendiri--amit-amit.
*Tere Liye
Mau seberapa menyakitkan sebuah kejadian jika kita mempunyai
hati selapang lautan, ditumpahkan racun paling mematikan se-kontainer
sekalipun, tetap akan larut, tidak terasa.
Tetapi kalau hati itu sempit, satu tetes berbisa saja cukup untuk
membuat hidup kita 'binasa' sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan.
Melapangkan hati adalah pekerjaan panjang, perlu latihan, berkali-kali
jatuh-bangun, dan jelas membutuhkan ilmu dan pemahaman baik. Tidak
mengapa gagal, besok lusa tidak terasa hatinya sudah semakin luas.
*Tere Liye
Ingat baik-baik nasehat orang tua Sekali kita mencintai seseorang, mudah jatuh cintanya, boleh jadi akan susah payah menghentikannya."
*Tere Liye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar