Sabtu, 12 September 2015

sajak sajak darwis tere liye

Sajak Darwis Tere Liye, Jadi Jomblo Itu Kadang Tidak Mudah

Jadi jomblo itu kadang tidak mudah. Tidak pacaran, disangka nggak laku. Belum menikah, diduga penakut akut.
Nah, berikut tipsnya, kalau ada yang nanya hal beginian kalian jawab saja dengan mantap: "Ini sudah 2015, Om, Tante, Pakde, Bude, saya sudah besar. Saya tahu persis mau melakukan apa. Fokus sekolah. Serius kerja. Daripada menghabiskan waktu buat galau. Dan besok lusa insya Allah bakal ketemu jodohnya. Saya yakin banget soal itu."
*Tere Liye
Kalian yang punya batu akik nggak usah berlebihan. Itu cuma batu, hanya perhiasan.
Dan toh, sebelum kalian punya batu akik, Nyak, Ibuk, Emak kalian di rumah bahkan sudah sejak lama punya batu. Lebih besar. Dan lebih fungsional: Batu Ulekan. Buat ngulek sambal.
Emak nggak pernah menganggap batu ulek itu bisa membawa berkah, bertuah, apalagi munculin aura. Kagak. Jadi kenapa anak-anaknya malah lebay memuliakan batu akik? Seolah batu akik bisa membawa rezeki, dsbgnya? Siapa yang ngajarin kalian? Penjual batu akik? Ya iyalah, tipu-tipunya pasti pol biar laku mahal batunya. Tapi batu adalah batu. Hanya perhiasan. Hanya itu. Titik.
*Tere Liye
Ketika kita bisa mengingat sesuatu dengan detail, tapi tidak terasa menyakitkan lagi; maka itu berarti hati kita telah sembuh. Sebaliknya, ketika kita tidak bisa lagi mengingat s
esuatu dengan detail; tapi entah kenapa tetap terasa sesak menyakitkan; maka itu berarti kita belum berhasil melepaskan dengan tulus.
*Tere Liye
Adik-adik sekalian, Emak itu tidak selalu ingin naik haji, ka dangkala lebih sederhana keinginannya: Emak ingin kita wisuda; Emak ingin kita lulus cepat, Emak ingin kita diterima di sekolah yang bagus; Emak ingin kita dapat kerja yang baik. Jadi, jangan kelamaan main gagdet. Apalagi lebih lama buka HP daripada buka buku.
*Tere Liye
Jangan kecil hati jika kitalah yang bekerja habis-habisan, orang lain hanya menonton. Dan saat selesai, orang lain itu yang justeru jumawa bilang dialah yang melakukannya. Mengklaim, mengambil semua 'piala'. Jangan sakit hati, santai saja. Terus fokus mengerjakan hal lain yang lebih menantang. Orang lain itu sih dicuekin saja. Karena besok atau lusa, semua orang akan tahu, siapa yang memang bekerja, siapa yang bicara saja--dan hanya itulah kemampuannya.
*Tere Liye
Kita tidak perlu menjelaskan hidup kita ke banyak orang. Buat apa? Karena semakin dijelaskan, justeru jangan-jangan, kita ragu sekali dengan jalan hidup yang kita pilih.Kita tidak perlu menjelaskan kebahagiaan yang kita jalani, pun kesedihan yang kita lewati. Cukup berdamai dengan diri sendiri.
*Tere Liye
Kita sibuk mikirin dia; eh, dianya justeru sibuk mikirin orang lain. Jadi, mending sibuk bantuin orang tua di rumah, mumpung akhir pekan. Bantu-bantu nyapu, ngepel, nyuci, masak. Atau sibuk baca, belajar, menyulam, menjahit, merajut, apa saja yang bermanfaat.
--Tere Liye
Orang bawa bantal, belum tentu akan tidur. Orang bawa handuk, pun belum tentu bakal mandi. Orang yang bawa piring, juga belum pasti akan makan. Di dunia ini banyak sekali yang sudah terlihat begitu, ternyata memang belum tentu akan begitu. Termasuk salahsatunya, orang2 yang perhatian sama kita, belum tentu memang suka, memang sayang sama kita. Mungkin saja dia memang perhatian dan baik ke semua orang, atau kitanya yang korslet, merasa GR duluan.
*Tere Liye
Aku harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”
--Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar