Sabtu, 12 September 2015

kumpulan sajak darwis tere liye, Kata Siapa Nikah Itu Cepat-Cepatan?

Sajak Darwis Tere Liye, Kata Siapa Nikah Itu Cepat-Cepatan? 

Terkadang, kita terlihat kuat, bukan karena kita kuat sungguhan, tapi kita tidak punya pilihan lain, hanya itu yang tersisa.
Maka, tidak mengapa. Besok-besok, semoga kita jadi kuat betulan, dan itu menginspirasi orang lain.
*Tere Liye

Tahukah kau, untuk membuat seseorang menyadari apa yang dirasakannya, justru cara terbaik melalui hal-hal menyakitkan. Misalnya kau pergi. Saat kau pergi, seseorang baru akan merasa kehilangan, dan dia mulai bisa menjelaskan apa yang sesungguhnya dia rasakan.”
*Tere Liye, novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"

Kata siapa nikah itu cepat-cepatan? Yang ada nikah itu lama-lamaan. Siapa yang paling lama, langgeng, awet sampai aki-nini, bahagia dunia akherat.
Mungkin begitu. Jadi, tenang saja kalau belum dapat juga; semoga segera.
*Tere Liye

Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.”
*Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Nothing" dan "Everything" itu dekat sekali Sehari yang lalu seseorang itu bisa jadi "everything" kita, untuk besok lusa "nothing" yang tersisa. Oleh karena itu, pandai-pandai-lah mengendalikan harapan. Apalagi, jangan sampai, kita melakukan "everything" untuk seseorang yang menganggapnya "nothing". Itu rumit dan menyesakkan.
*Tere Liye

9 dari 10 kasus PHP (pemberi harapan palsu) simpel karena ada yang terlalu GR (gede rasa). Orang cuma senyum doang, dianggap naksir. Bahkan berpapasan sebentar saja dibilang pertanda besar.
Boleh GR? Boleh, silahkan, kalau yang bersangkutan sudah datang dengan keluarga besarnya ke rumah. Itu beneran pertanda super, nyaris tdk meleset lagi.
*Tere Liye

Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Ya Tuhan, berat sekali melakukannya…. Sungguh berat, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik.”
― Tere Liye, novel "Sunset Bersama Rosie"

Nasehat orang tua kalian, bahkan lebih indah dibanding nasehat2 di page ini. Malah lebih afdol, karena mereka orang tua sendiri, dijamin kasih sayangnya murni.
Dengarkanlah mereka. Bahkan kalaupun kalian tidak sependapat, mendengarkan dengan baik nasehat dari orang tua sudah satu poin kebaikan.
*Tere Liye

Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah diwaktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar.
Sementara menanti, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.
*Tere Liye

Mengalah itu bukan perkara orang lemah. Mengalah itu justeru adalah milik orang yang kuat, yang paham sekali, lebih baik mengalah daripada binasa semuanya, lebih baik mengalah untuk kebaikan esok lusa.
*Tere Liye

Jatuh cinta itu bukan dosa apalagi kesalahan. Tetapi melanggar batas dalam kaidah agama itu baru terlarang.
Boleh jatuh cinta kepada seseorang? Boleh. Itu manusiawi sekali. Tetapi pastikan cinta itu dikelilingi oleh rambu2, agar tidak justeru merusak diri sendiri.
*Tere Liye

Ketika pasangan yang telah menikah berpuluh2 tahun, suami istri, salah-satunya meninggal, maka yang menyedihkan bukan melihat ada yang ditinggalkan, ada yang sendirian.
Melainkan saat menyaksikan yang terbaring kaku, tidak bisa lagi mengusap air mata di pipi yang duduk menangis di sebelahnya. Itulah hakikat kasih sayang. Ketika tiada lagi yang bisa menghibur kekasihnya.
Saksikanlah momen2 ini pada kakek-nenek kita, orang2 tua di sekitar kita, saat cinta mereka "dihentikan" oleh waktu. Belajarlah dari hal2 ini, cinta bukan sekadar gejolak masa muda yang singkat. Belajarlah dari orang2 tua kita, tidak perlulah terlalu percaya novel2 gombal (apalagi karangan Tere Liye).
*Tere Liye

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar