Selasa, 17 November 2015

Sajak Lusuh dan Kusam

Kita menyaksikan gelandangan tidur di jalanan, atau kolong-kolong jembatan
Mereka tidur meringkuk menahan dingin malam hari
Tapi kita juga menyaksikan rumah-rumah mewah, megah berpualam
Penghuninya dingin, tanpa kehangatan di dalamnya

Kita menyaksikan orang-orang yang berpakaian sederhana
Pakaian bertambal, sepatu berlubang, lusuh dan kusam
Tapi kita juga menyaksikan orang-orang dengan baju mahal, tinggal pilih
Lusuh dan kusam sekali hatinya, bahkan berlubang tiada guna

Kita menyaksikan orang-orang yang makan seadanya
Nasi kering, sehari sekali, jangan tanya soal gizi
Tapi kita juga menyaksikan makanan lezat terhampar disikat orang-orang
Yang hatinya justeru kering, tak pernah diberi asupan bergizi

Entahlah apa yang kita cari di dunia ini
Ada yang begitu kencang berlari
Tidak peduli mana halal, mana haram dihajar saja
Tapi buat apa? Maksimal ternyata hanya untuk dipamerkan
Berlomba-lomba sekadar untuk pamer
Hingga lupa, hei, kebahagiaan itu ada di hati orang atau di hatinya?

Kita menyaksikan orang-orang yang hidupnya sangat bersahaja
Tidak pusing dengan esok lusa, selalu bersyukur dan berterima-kasih
Tapi kita juga menyaksikan orang-orang yang ingin terlihat hebat
Yang justeru selalu cemas dengan besok, selalu merasa kurang

*Tere Liye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar